Bukan cuma waktu, kesehatan pun jadi aset berharga bagi masyarakat urban. Bisa dimaklumi kemudian jika pusat kebugaran kian menjamur di berbagai penjuru kota. Salah satu yang naik daun adalah boutique fitness studio
Mengusung konsep unik yaitu olahraga yang lebih spesifik, personal, dan seru, boutique fitness studio dengan cepat digandrungi. Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhannya semakin masif, terutama di Ibu Kota.
Bagi Anda yang ingin sehat sekaligus bersenang-senang melepas penat, datanglah ke Ride Jakarta. Diklaim sebagai indoor cycling studio (tempat khusus bersepeda dalam ruangan) pertama di Indonesia, kehadiran Ride Jakarta tak terlepas dari pengalaman sang pendiri, Gita Sjahrir (36).
Sempat bermukim lama di New York, AS, Gita sibuk menggeluti profesi sebagai business consultant. Memiliki profesi dengan waktu fleksibel, memudahkannya untuk mengagendakan jadwal berolahraga secara rutin.
"Karena keleluasaan mengatur waktu, saya tertarik mencoba indoor cycling studio di dekat rumah. Lama-kelamaan jadi ketagihan hingga akhirnya malah saya menjadi trainer"
Gita Sjahrir, founder Ride JakartaKecintaan Gita pada olahraga indoor cycling membuatnya resmi memperoleh sertifikasi di New York pada 2013. Kembalinya ke Jakarta membuat Gita rindu akan ritual berolahraga seperti saat tinggal di kota yang berjuluk “The Big Apple”. Kerinduan itu kemudian direalisasikan dengan mendirikan Ride Jakarta pada April 2015 di pusat bisnis Jakarta, SCBD Sudirman.
"Ketika berada dalam studio, rasanya seperti clubbing sekaligus mendapatkan actual experience."
“Ini adalah medium melepas stres. Ketika berada dalam studio, rasanya seperti clubbing sekaligus mendapatkan actual experience. Tidak membosankan dan tak sekadar berolahraga cardio, tetapi lebih tentang mental escape,” ujar Gita bersemangat.
Jenis olahraga yang terbilang baru di Jakarta itu tentu bisa mengundang rasa penasaran masyarakat. Salah satu pertanyaan yang banyak dilontarkan, apakah bedanya dengan bersepeda statis di dalam rumah?
Menjawab pertanyaan tersebut, Gita mengatakan bahwa ini kurang lebih sama dengan pertanyaan yang diajukan ke boutique fitness studio lain. Seperti, buat apa angkat besi di studio boot camp jika sudah punya alat di rumah.
“Nah, saya kembalikan pada perspektif setiap orang bahwa jika berolahraga di rumah, tidak ada komunitas dan instruktur yang dapat memberikan pengarahan yang benar,” ujar Gita.
"jika berolahraga di rumah, tidak ada komunitas dan instruktur yang dapat memberikan pengarahan yang benar"
Ia menambahkan, di tempat spesialisasi seperti Ride Jakarta, para trainer yang terlatih akan memberikan rekomendasi dan saran latihan untuk setiap peserta, mulai dari interval hingga postur tubuh yang benar saat mengayuh sepeda. “Menurut saya, tempat kami mampu memberikan pengalaman yang fulfilling ketimbang berolahraga sendirian,” sambungnya.
Perempuan bertubuh mungil dan energik itu kembali bercerita, Ride Jakarta menjadi passion sekaligus business project yang dijalani penuh komitmen. Gita dengan lugas mengatakan menjadi seorang entrepreneur tentu harus siap menghadapi kendala dan tantangan.
Gita mengaku, sebagai pemain baru di bidang boutique fitness studio di Tanah Air, dirinya melihat bahwa segmentasi market-nya masih sangat baru dan belum matang. Kondisi inilah yang membuat Gita perlu melakukan edukasi dan menerapkan peraturan. Bahkan, menurut Gita, modal terpenting berbisnis di Jakarta adalah harus fleksibel dan open-minded, harus siap berganti tujuan dan strategi jika memang diperlukan.
Gita merintis Ride Jakarta dengan kerja keras. Pada awalnya, Gita sekaligus merangkap sebagai trainer. Selama 4 bulan nonstop, dia mengajar 10 kelas per minggu. Bergulirnya waktu, dia mulai menemukan potensi kemampuan sebagai trainer dari para peserta.
Merekrut secara internal, Gita menyeleksi dan mengajak para peserta yang telah rutin mengikuti sesi kelas Ride Jakarta selama 6 bulan untuk dilatih selama 2,5 bulan. Dari proses itu, Gita bisa menemukan mana yang benar-benar terbukti mampu menjadi trainer lalu memperoleh sertifikasi dari Schwinn, salah satu perintis indoor cycling dunia asal AS.
"Tidak mudah memang. Banyak orang awalnya meng-underestimate. Namun, kenyataannya menjadi trainer yang baik harus memenuhi banyak aspek, di antaranya memiliki pernapasan kuat."
Selain itu, menurut Gita, seorang trainer wajib memberikan instruksi, sekaligus motivational speech sambil mengayuh sepeda. Dia juga sekaligus harus jeli melihat apakah setiap peserta sudah punya postur tubuh bagus atau tidak. Tak lupa, semuanya tentu harus dilakukan sembari tersenyum.
Sebagai chief rider di Ride Jakarta, Gita memberikan keleluasaan bagi para trainer untuk membuat kelas mereka sendiri, yang masing-masing kelas berdurasi 45 menit. Setiap trainer diberi kebebasan untuk merancang sesi latihan di kelasnya dan membuat playlist musik dari berbagai genre, untuk membuat suasana bertambah seru.
Uniknya, para trainer memiliki beragam latar belakang profesi yang kebanyakan berprofesi sebagai perempuan karier.
Saat ini, Ride Jakarta telah memiliki 8 trainer aktif, yang mayoritas adalah perempuan. Uniknya, para trainer memiliki beragam latar belakang profesi yang kebanyakan berprofesi sebagai perempuan karier. Meski harus bekerja full time di kantor, para trainer dengan penuh semangat dan komitmen, meluangkan waktunya untuk melatih.
Misalnya, Tiara Soemakno yang ditemui seusai kelas yang dipimpinnya. Ia menjadi salah satu trainer yang bergabung dengan Ride Jakarta selama dua tahun.
”Awalnya, saya berprofesi sebagai trainer cross fit. Profesi itu juga digeluti sampai sekarang. Karena cross fit lebih ke angkat beban, saya merasa perlu diseimbangkan dengan olahraga cardio. Setelah bergabung, saya merasa tidak hanya bagus untuk kesehatan, konsep olahraga Ride Jakarta lebih fun, berbeda dengan gym biasa,” kata Tiara.
Ia menyambung bahwa bagi para pemula yang ingin mencoba, silakan datang. Tidak perlu merasa terintimidasi. “Kami bisa mengukurnya sesuai kemampuan Anda. Inti olahraga itu semestinya menyenangkan,” ucap Tiara.
Antusiasme peserta Ride Jakarta terasa di setiap kelas. Hal itu pun yang dirasakan Ketty. Perempuan bertubuh semampai ini mengakui baru bergabung di Ride Jakarta selama dua bulan terakhir.
"Yang terpenting bawalah open mind. Jangan keburu stres sebelum masuk kelas. Selain itu, listen your body, kenali apa tujuan Anda berolahraga. Karena hidup sehat itu bukan karena suruhan dokter ataupun keluarga, melainkan kita cinta dengan diri sendiri."
Ketty mengatakan, ”Sejak bergabung di sini, saya rutin ikut kelas 2 sampai 3 kali seminggu, semuanya hampir saya coba. Saya mencari olahraga cardio, agar sehat. Lagi pula karena kurang kuat untuk berlari, saya lebih cocok berolahraga di sini.”
Kini, Ride Jakarta telah memiliki ratusan peserta. Di indoor cycling studio ini, peserta disapa dengan sebutan riders. Kelas diadakan setiap hari, dari pagi dan malam hari pada Senin–Sabtu. Rencananya, selain membuka kelas hari Minggu dalam waktu, sesudah Lebaran, Ride Jakarta akan membuka cabang di Plaza Indonesia.
Meski ada kelas untuk level beginner dan advance, pada dasarnya Ride Jakarta merancang semua kelas menjadi beginner’s friendly.
Gita bercerita, yang membuat Riders menjadi ketagihan berolahraga di tempatnya karena setiap kelas dibuat berbeda. Jenis interval latihan dan musiknya berbeda. Meski ada kelas untuk level beginner dan advance, pada dasarnya Ride Jakarta merancang semua kelas menjadi beginner’s friendly. Suasana keakraban terjalin hangat, karena setiap riders dapat bebas berkonsultasi dengan trainer sebelum maupun sesudah latihan.
Tertarik mencoba berolahraga seru di Ride Jakarta? Gita berpesan cukup membawa diri, baju dan sepatu olahraga. [AJG]
Egbert Siagian
Rahajeng Kristianti
Iwan Andryanto
Dimitri Herlambang
![]() |
![]() |