AUDIO

Petualangan ke Gua Pindul

Liburan kali ini Acun kedatangan saudara sepupunya, Acin dari Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Acin tidak sendiri, ia bersama ayah dan ibunya. Jauh-jauh hari, mereka merencanakan liburan ke Yogyakarta. Mereka ingin sekali mengunjungi Gua Pindul yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Selama ini, mereka hanya tahu Gua Pindul dari internet.

Rencana tersebut tidak menyenangkan bagi Acun. Ia sangat takut pergi ke gua. Dalam bayangannya, gua itu tempat yang gelap dan banyak hantu. Namun, untuk menolak ajakan mereka, tidaklah enak. Mereka sudah jauh-jauh ke Yogyakarta untuk melihat Gua Pindul.

Acun tampak bingung. Acun sebenarnya malas ikut, tetapi ia tak ingin mengecewakan Acin. Akhirnya, Acun pun terpaksa ikut. Sepanjang perjalanan Acun banyak diam. Makin mendekati lokasi, makin takut rasanya.

Satu jam perjalanan dari kota Yogyakarta, tibalah mereka di Gua Pindul. Salah satu stalaktit yang ada di dalam gua termasuk dalam peringkat 4 stalaktit terbesar di dunia.

Hanya dengan Rp 30.000, mereka dipinjami rompi pelampung, ban, dan ditemani pemandu yang ramah. Namun, lagi-lagi perasaan Acun tidak keruan. Mukanya pucat. Tubuh terasa lemas. Acin sangat mengenal Acun. Dahulu, mereka pernah lama tinggal bersama di rumah nenek sebelum keluarga Acin merantau ke Banjar Baru.

Acin segera memegang erat tangan Acun.

"Kamu masih takut pada gua ya?" bisik Acin.

Acun mengangguk.

"Kamu harus bisa mengatasi rasa takutmu."

"Bagaimana caranya?"

"Pertama, berdoalah. Mintalah perlindungan dan kekuatan Tuhan."

"Terus?"

"Beranilah menghadapi kenyataan. Lihat gua itu memang gelap, tetapi tidak ada hantu. Kalau pun ada hantu, pasti mereka lari mendengar doamu."

Acun mulai tenang. Sebelum masuk ke dalam gua, mereka perlu menyusuri sungai. Namun, pengunjung dijamin aman karena memakai pelampung dan ban.

Mereka perlahan-lahan memasuki gua. Tampak stalaktit yang besar dan sangat indah. Ada yang berbentuk bunga, kristal, dan pilar. Tampak ratusan kelelawar bergelantungan. Acun takjub melihat keindahan Gua Pindul. Bibirnya tak pernah berhenti mengagungkan nama Tuhan. Lupalah Acun akan rasa takutnya. Benar kata Acin, rasa takut itu harus dihadapi.

Catatan & Moral Cerita:

Jangan takut sebelum mencoba.