Suasana pagi di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah, seperti biasa Kuku si ayam jago selalu berkokok menjelang matahari terbit. Suara kokok si Kuku dianggap menjengkelkan banyak binatang di pegunungan itu karena membangunkan mereka yang masih asyik tidur lelap.
"Aduh, Kuku! Mengganggu tidur nyenyakku saja," kata Kudi, si kuda tunggang.
"Huuh! Si Kuku selalu menganggu mimpi indahku," kata Cica kelinci.
"Parah nih, Kuku! Aku baru tidur sebentar, sudah bangun lagi, deh," keluh Moko monyet.
Jadilah Kuku binatang yang paling dibenci di pegunungan itu pada setiap pagi.
Namun, pagi ini suasananya agak berbeda. Pagi ini tak ada suara kokok si Kuku. Hewan-hewan pun jadi terlambat bangun. Kudi si kuda tunggang terlambat mengantar pengunjung ke candi. Cica si kelinci kehabisan wortel karena semua wortel telah diangkut ke pasar.
"Ini semua karena tidak ada yang membangunkan kita," ujar Moki si monyet. "Ke mana Kuku? Biasanya, pagi-pagi dia sudah ribut berkokok."
Kudi dan Cica mengangguk-angguk. Benar juga kata Moki. Pagi ini, sama sekali tidak terdengar kokok Kuku. Biasanya, dia tak pernah lupa membangunkan semua teman-temannya.
"Jangan-jangan dia ngambek karena kita marah padanya," sahut Kudi cemas.
Hampir setiap hari mereka mengomeli Kuku karena terganggu dengan suaranya yang nyaring.
"Kita cari ke rumahnya, yuk!" ajak Moki.
Mereka pun pergi ke rumah Kuku. Mereka sangat terkejut melihat Kuku sedang tidur.
"Kuku, bangun! Sudah siang begini masih tidur? Lihat, kami semua kesiangan. Seharusnya tugasmu membangunkan kami," kata Cica.
Kuku terkejut melihat teman-temannya. Dia mengira mereka akan mengomelinya lagi.
"Maaf, teman-teman. Aku sedang tidak enak badan. Tenggorokanku sakit. Sepertinya, aku salah makan kemarin," jawab Kuku dengan suara parau dan takut diomeli.
"Ya ampun, Kuku. Kukira kamu ngambek," ujar Cica malu-malu. "Maafkan aku, ya. Aku menyesal sering marah karena suaramu membuatku bangun. Aku kan masih mengantuk."
"Kami juga minta maaf, Kuku. Lekas sembuh, ya. Kami merasa kehilanganmu," Moki dan Kudi ikut meminta maaf.
Kuku kembali tersenyum. Rupanya, teman-teman masih membutuhkan Kuku. Dia berjanji akan makan makanan sehat supaya lekas sembuh.
Catatan & Moral Cerita:
Kehilangan sahabat akan membuat kita menyadari betapa berartinya sahabat bagi kita.