AUDIO

Dika Belajar Menyeberang Jalan

Di kota metropolitan Jakarta, Dika, seorang bocah laki-laki berusia enam tahun, hari itu mendadak tidak mau pergi sekolah. Teman-temannya yang sudah menjemput pun diminta berangkat lebih dahulu. Ada apakah gerangan?

Ibu Dika ingin tahu apa penyebabnya. Ia membujuk anak itu supaya bercerita. Semula Dika diam saja, tetapi akhirnya mau berbicara setelah dibujuk ibu.

"Jadi, kamu takut menyeberang jalan di depan sekolah?" tanya ibunya Dika menyimpulkan penjelasan sang anak.

"Ya, Ibu. Aku selalu menghindari jalan ramai itu. Aku lewat jalan lain supaya tidak perlu menyeberang," jawab Dika malu-malu.

"Oh, begitu… Perjalanan jadi lebih lama, dong?"

"Ya, aku jadi sering terlambat, Ibu."

Ibu terdiam. Hal ini tak bisa dibiarkan. Ibunya Dika tidak mau anaknya menjadi penakut dan tidak mandiri. Ia ingin Dika mampu mengatasi segala masalah sendiri. Sebagai ibu, ia cukup sibuk bekerja mencari rezeki untuk Dika sehingga ia tidak bisa setiap hari mengantarkan anak semata wayangnya itu pergi sekolah.

"Dika, kamu harus belajar menyeberang sendiri. Kamu harus berani dan mandiri. Lekas berangkat, ya, Nak?"

"Lewat jalan memutar ya, Ibu?"

"Tidak usah, Nak. Ibu akan menemanimu. Sudah pukul tujuh kurang lima belas menit. Kamu akan terlambat bila tidak menyeberang jalan itu. Ya, Nak?" Ibu akhirnya memutuskan untuk mengantar Dika karena hendak mengajari anaknya itu menyeberang. Dika mengangguk ragu-ragu.

Akhirnya, hari itu ibunya Dika sengaja datang ke kantor lebih lambat, khusus untuk mengajari Dika belajar menyeberang ke sekolah. Dika pun dengan tekun belajar dari sang ibu.

Keesokan hari, Dika sudah mulai berlatih menyeberang sendiri. Ia menunggu saat kondisi sudah benar-benar aman. Ia pun berhasil menyeberang, meski hatinya masih dag-dig-dug.

Hari berikutnya, Dika semakin berani menyeberang sendiri walaupun tetap membutuhkan waktu agak lama. Hari berikutnya lagi, ia sudah mulai mahir menyeberang jalan.

Kali ini, Dika sudah bisa menolong seorang bapak penyandang tunanetra yang ingin menyeberang jalan. Dika merasa lega bisa menolongnya. Dika juga sempat mengingatkan teman sekolahnya yang menyeberang sembarangan agar menyeberang di zebra cross.

Setiap hari, kini Dika malah sering membantu menyeberangkan para orangtua yang perlu didampingi saat menyeberang jalan. Dika telah menjadi anak pemberani, tangkas, dan mandiri. Bahkan, ia terpilih menjadi anggota Patroli Keamanan Sekolah, semacam polisi cilik di lingkungan sekolah.

Catatan & Moral Cerita:

Melawan ketakutan perlu keberanian dan ketekunan.