Siang itu, Ulil sangat senang melihat kebun pohon mangga Pak Badrun yang sedang berbuah lebat. Mangga yang ditanam Pak Badrun adalah jenis mangga cengkir indramayu. Mangga ini dikenal sebagai mangga khas dari Indramayu, Jawa Barat.
Mangga-mangga Pak Badrun sebentar lagi akan dipanen dan dijual ke pasar. Sebelum dipanen, Ulil ingin menikmatinya terlebih dahulu. Ulil adalah ulat kecil yang nakal dan sombong. Dengan bulu-bulunya yang tajam dan membuat gatal di permukaan kulit, Ulil semakin berbangga diri.
Ketika baru saja ingin memejamkan matanya, Ulil terbangun. Suara seekor kucing di bawah pohon mangga mengganggu tidurnya.
“Hai, Kucing!” seru Ulil pada Kucing. “Aku terganggu dengan suaramu yang jelek itu!” hardik Ulil dengan kasar.
“Oh, maaf. Aku tidak sengaja mengganggu istirahatmu,” jawab si Kucing.
“Pergi sana!” usir Ulil dengan lantang.
“Baiklah, Ulil. Maaf, aku sudah mengganggu ketenanganmu,” balas Kucing. Ia pun meninggalkan pohon mangga itu.
Tiba-tiba angin bertiup kencang.
“Auuu! Tolooong...!” teriak Ulil yang terjatuh dari daun. Ulil mengerang kesakitan di atas tanah. Belum lagi rasa sakit di tubuhnya hilang, Ulil kembali gemetar melihat ayam yang bergegas menghampirinya.
“Tamatlah riwayatku... huuu...!” isak Ulil pasrah ketika melihat paruh ayam siap menyantap tubuhnya yang kecil itu.
“Meooong... gerrr!” seru Kucing dengan garang mendekati ayam.
“Jangan kau patuk Ulil! Kau akan berhadapan denganku!” bentak Kucing sambil mengangkat sebelah kakinya yang berkuku tajam.
“Petok! Petok! Maaf, aku... aku akan pergi dari sini!” seru ayam sambil bergegas lari meninggalkan Ulil.
“Terima kasih, Kucing. Kalau saja kamu tidak datang tadi, habislah aku dimakan ayam,” ujar Ulil mengakui kelemahannya.
“Bukankah kita harus saling melindungi? Sekarang kembalilah ke atas pohon, aku akan menjagamu sampai kau aman di atas,” balas Kucing.
“Maafkan aku,” ujar Ulil ketika sudah sampai di atas pohon mangga.
“Baiklah Ulil, aku pamit dulu. Sampai bertemu kembali,” kata Kucing seraya meninggalkan Ulil.
Catatan & Moral Cerita:
Niat jahat dan kesombongan tidak akan pernah membuat kita menjadi pribadi yang unggul. Kerendahan hati serta kebaikan akan selalu mengalahkannya.