Ipung si capung, bersama sahabatnya Pupu si kupu-kupu, terbang ke sebuah taman yang berada di alun-alun Purworejo, Jawa Tengah.
“Lihat anak-anak manusia itu, bahagia sekali, ya? Mereka berlarian dengan kedua kaki mereka,” ujar Ipung. “Seandainya kakiku kuat seperti mereka.” Ia berandai-andai.
“Ssst, tidak boleh begitu. Kita juga punya kelebihan, lho. Lihat. Dengan sayap ini, kita bisa terbang. Kita harus bersyukur,” ucap Pupu bijaksana.
Tiba-tiba seorang gadis kecil mendekati mereka dan berkata pada temannya, “Hei lihat, ada kupu-kupu dan capung!”
Temannya menimpali, “Wah iya, cantik sekali ya mereka? Coba kita punya sayap, kita bisa terbang deh, seperti mereka!”
Ipung dan Pupu saling pandang dan tersenyum. “Tuh kan, mereka juga ingin mempunyai sayap seperti kita,” kata Pupu yang disambut anggukan setuju oleh Ipung.
“Lihat! Ada yang sedang menggambar!” seru Ipung.
“Wow, mereka sedang menggambar kita,” Pupu menimpali.
Kemudian, Ipung menunduk. “Lihatlah, mereka lebih suka menggambarmu, Pu. Sayapmu indah berwarna-warni, sementara aku?” Ipung bersedih.
“Ipung, setiap makhluk mempunyai kelebihannya masing-masing. Aku memang punya sayap berwarna-warni. Tapi, bukan berarti aku lebih baik darimu,” Pupu kembali menghibur sahabatnya itu.
Tiba-tiba dari atas mereka terdengar suara keras menderu-deru. Sebuah benda melintas.
“Apa itu?” Ipung terkejut. “Ayo kita ikuti!” ajaknya. Ia langsung melesat pergi, sementara Pupu tertinggal di belakang.
Pupu terengah-engah memanggil, “Ipung! Tunggu aku! Tuh kan, aku kalah cepat denganmu. Terbangmu cepat sekali. Kelebihanmu itu harus disyukuri.”
Ipung tersenyum. “Hehehe, maaf. Aku takut kehilangan jejak benda itu, jadi aku ngebut.”
“Itu helikopter buatan manusia,” Pupu menjelaskan. Setelah mengamati saksama, ia berkata, “Ipung, bentuk helikopter itu hampir sama dengan bentuk tubuhmu. Coba kau perhatikan! Kepalanya besar seperti kepalamu, ekornya ramping seperti ekormu.”
“Benar juga.” Ipung penasaran. “Tapi mengapa manusia meniru bentuk tubuhku?”
“Karena kamu punya kemampuan terbang lebih cepat dari serangga lain. Manusia-manusia itu ingin lebih cepat sampai ke tempat tujuan.”
Ipung mengangguk dan makin menyadari kelebihannya. “Terima kasih, Pupu. Aku kini sadar, setiap makhluk diberi kelebihan oleh Tuhan. Sekarang aku akan lebih banyak bersyukur.” Ipung tersenyum sambil menggandeng sahabat baiknya itu.
Pesan Moral: JSetiap makhluk Tuhan mempunyai kelebihan masing-masing. Kita harus selalu bersyukur atas pemberian-Nya.
(JUARA HARAPAN LOMBA MENULIS DONGENG ANAK NUSANTARA BERTUTUR 2014)
Karya: Arinta Adiningtyas