Di bawah aliran sungai berair jernih dan berbatu-batu, hiduplah dua sahabat yang berbeda sifat. Hamppy seekor ikan yang sombong. Dia senang membual dan membanggakan diri. Sedangkan Nimfa, hewan lembut yang tak pernah bersedih meski hidupnya hanya berdiam di atas batu. Suatu hari, Hamppy mengisahkan petualangannya menjelajahi aliran sungai. “Aku pernah berenang hingga ke hulu,” ujarnya.
“Wah, hebat sekali,” sahut Nimfa kagum.
“Aku adalah petualang,” kata Hamppy bangga. “Aku sering berenang menantang arus deras demi membuktikan bahwa aku ikan terkuat di sungai ini.”
“Wah, kau sungguh hebat!” seru Nimfa memuji.
“Tentu saja. Aku juga melihat berjuta-juta pemandangan yang hebat dan seru!”
“Pemandangan apakah itu?” tanya Nimfa tak sabar.
“Pemandangan yang tentu saja tak pernah kau lihat, Nimfa,” jawab Hamppy sombong. Dia tahu Nimfa tak mungkin memiliki pengalaman sehebat dirinya. Sebagai kumbang air yang mungil, hidup Nimfa cuma terbatas di atas batu yang dipijaknya.
“Kalau kau ada cerita apa, Nimfa?” tanya Hamppy kemudian. Dia sebenarnya hanya ingin menertawakan Nimfa. Si kumbang air mungil itu tentu tak akan memiliki cerita menakjubkan, pikirnya.
“Aku adalah kumbang air,” Nimfa memulai cerita. “Sebagai kumbang air, aku harus mengikhlaskan hidupku terendam dalam arus air yang deras dan terkungkung di balik batu-batu.”
“Sedih sekali ceritamu,” sela Hamppy tertawa. Nimfa tersenyum penuh arti dan dia perlahan naik ke atas batu dan keluar dari air. Hamppy memperhatikan gerakan Nimfa dengan heran. “Apa yang hendak kau lakukan, Nimfa?”
Nimfa tak menjawab, tetapi dia menunggu matahari mengeringkan tubuh. Saat tubuhnya kering, Nimfa menggerak-gerakkan punggung, hingga punggungnya terbelah. Hamppy kaget bukan main saat dari punggungnya keluar seekor hewan yang sangat cantik dan bisa terbang.
“Sissssiapa kau?” tanya Hamppy heran. “Kenapa kau bisa terbang?”
“Aku adalah Nimfa si bayi capung. Saat bayi, aku hidup di bawah air dan saat dewasa aku menjadi capung bersayap indah. Dengan sayap, aku bisa terbang menjelajahi sungai, danau dan samudra. Nah, selamat tinggal Hamppy,” ucap Nimfa melambaikan sepasang sayapnya.
Hamppy menunduk malu. Dia menyesal selalu mengejek Nimfa. Dia hanya bisa terdiam saat Nimfa yang telah berubah menjadi capung terbang tinggi ke angkasa, meninggalkan dirinya sendiri di bawah aliran sungai yang dikiranya adalah dunia yang sangat luas.
Pesan Moral: Jangan suka sombong dan merendahkan orang lain. Bisa jadi orang yang kita remehkan ternyata lebih baik dari diri kita.
(JUARA HARAPAN LOMBA MENULIS DONGENG ANAK NUSANTARA BERTUTUR 2014)
Karya: Adam Yudhistira