Sejak pagi, Taman Kupu-kupu Bantimurung sangat ramai karena hari ini libur sekolah. Tempat wisata yang berada di Kabupaten Maros ini letaknya sekitar 40 kilometer dari Kota Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan.
“Huhuhuhu...” dari balik pohon mahoni terdengar seekor kupu-kupu sedang menangis. Sepasang sayapnya berwarna biru, kuning, dan ungu, tidak mengepak sempurna.
“Hei, kenapa kamu menangis?” tanya seekor kupu-kupu bersayap kuning emas. “Kenalkan, aku Luli!”
Kupu-kupu itu menghapus air mata di pipinya. “Namaku Kupi. Aku baru saja keluar dari kepompong. Tadi aku bertemu seekor kepik. Dia bilang, hidupku hanya sebulan. Aku sepertinya tidak berguna,” cerita Kupi.
“Oh, begitu. Kenapa harus sedih? Kamu beruntung bisa hidup sebulan. Aku hanya seminggu.”
“Seminggu???” Kupi sangat terkejut. “Kok bisa begitu?”
“Iya, hidup kupu-kupu kan, berbeda-beda. Ada yang setahun, sebulan, atau seminggu sepertiku.”
“Tapi, kamu kok tidak sedih, sih?” Kupi jadi heran kepada Luli.
Luli tersenyum. “Yuk, ikut denganku. Aku kasih tahu rahasianya!”
Ternyata, Luli mengajak Kupi ke tempat bunga-bunga Mawar sedang mekar. Luli langsung mengisap nektar bunga mawar. Kupi mengikuti.
“Aduh, aku kenyang,” pekik Kupi. “Tapi, kok tubuhku penuh serbuk berlendir?”
Luli hanya tersenyum. “Yuk, kita terbang ke bunga mawar yang belum mekar!”
Saat tiba di bunga-bunga mawar yang belum mekar, Luli menggoyang tubuhnya. Sebuah serbuk lendir itu jatuh.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Kupi heran.
“Aku membantu penyerbukan bunga. Aku memindahkan serbuk sari ke kepala putik agar bunga-bunga mawar bisa berkembang. Ada tanaman yang tidak bisa melakukan penyerbukannya sendiri,” Luli menjelaskan.
Tiba-tiba dua orang anak perempuan mendekati bunga-bunga mawar.
“Kupu-kupunya cantik sekali,” kata anak yang berkepang dua.
“Iya, ayo kita bermain bersama kupu-kupu itu!” ajak anak berbando merah.
Kupi dan Luli terbang dan kedua anak itu mengejar sambil tertawa riang. Mereka lalu memotret Luli dan Kupi yang hinggap di bunga mawar.
“Wah, kamu hebat, Luli! Membantu penyerbukan bunga dan membuat anak-anak gembira,” puji Kupi.
“Iya, walau aku cuma hidup seminggu, aku bahagia karena aku juga berguna,” kata Luli.
Kini, Kupi mengerti. Ia tidak akan sedih lagi walau hidupnya hanya sebulan. Kupi berjanji akan membantu penyerbukan tanaman dan menceriakan anak-anak pengunjung Taman Wisata Kupu-kupu Bantimurung.
Pesan Moral: Semua makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan YME dengan keistimewaan dan kekurangan masing-masing. Hal terpenting, selalu bersyukur atas karunia-Nya.
(Pemenang Hiburan Lomba Menulis Dongeng Anak Nusantara Bertutur 2014)
Karya: Bambang Irwanto