AUDIO

Berburu Kepah

Penulis: Karunia Sylviany Sambas


Hari libur telah tiba. Sejak seminggu sebelum pengumuman hasil ujian, Ayah sudah berjanji akan mengajakku pergi ke Beting, salah satu tempat wisata di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Asyik! Aku sudah lama menantikan saat-saat ini.

“Di, kalau sudah sampai di sana, kita akan berburu kepah!” Ayah menepuk pundakku. Kepah adalah kerang laut kecil yang biasanya ada di pinggiran pantai.

“Sebagai anak laki-laki, kamu tidak boleh menolak ajakan tanding ini!” Ayah melirik Ibu yang sedang menyiapkan perbekalan kami.

“Ayahmu ini dulunya jawara berburu kepah, Di. Mencari kepah itu susah-susah gampang. Butuh kesabaran dan kerja keras,” ujar Ibu.

Mendengar ajakan Ayah, sebenarnya aku tertantang untuk bisa menang. Tapi, mendengar kata-kata Ibu barusan, nyaliku agak ciut. Apakah aku bisa melawan sang jawara?

Sesampainya di Beting, benar seperti kata Ibu. Ayah begitu lincah mencari kepah yang bersembunyi di lumpur pantai. Sebentar saja plastik kecil yang Ayah bawa sudah penuh!

“Yes, ayah menang!” sorak Ayah.

Aku pun merajuk, dan berlari ke arah Ibu.

“Tidak adil, masak lawan anak kecil!” keluhku pada Ibu.

“Eh, anak lelaki harus kuat dan sportif, dong!” Ibu mengelus rambutku.

Ayah menghampiri kami. “Mana anak Ayah yang kuat itu, ya?” Ayah berjongkok sambil menyodorkan seplastik kepah. “Ini buat Adi.”

Ayah lalu tersenyum. “Sebenarnya Adi juga bisa menang. Tahu tidak kenapa Adi kalah?”

Aku menggeleng.

“Karena Adi sudah merasa kalah sebelum bertanding. Benar, Yah?” jawab Ibu.

“Benar, Ibu. Kalau di awal sudah enggak semangat dan sudah merasa bakal kalah, mau gimana lagi coba? Pasti hasilnya enggak maksimal. Ya, kan?” kata Ayah.

Ayah lalu berkata lagi, “Dalam bertanding, seharusnya Adi tak perlu takut pada kehebatan lawan. Tapi yang terpenting, di ajang laga Adi harus berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil terbaik! Itulah kunci menjadi pemenang. Mulai sekarang Adi harus punya mental pemenang, ya!”

Aku mengangguk. Benar, kata Ayah. Yang terpenting, aku harus berjuang semaksimal mungkin dahulu. Perkara hasilnya menang atau kalah, itu urusan nanti.

“Yah, Adi siap berburu kepah lagi!” kataku kemudian.

“Ayo! Siapa takut?” timpal Ayah.

Hanya dalam hitungan detik, Aku dan Ayah sudah kembali adu balap lari menuju pinggir pantai guna berburu kepah! Bermodal semangat juang tinggi, aku akan berusaha keras mengalahkan Ayah. Aku yakin, aku juga bisa menang!

Berjuang atau bekerja keraslah untuk mencapai sesuatu hasil yang terbaik.