AUDIO

Anis Merah Kembali Cerah

Penulis: Kang Acep


Di sebuah hutan di Pulau Jawa, pagi itu sinar matahari memancar menyapu seluruh alam raya. Sekumpulan burung tampak melintas. Meliuk-meliuk di antara pohon pinus. Mereka berkejar-kejaran.

Suaranya pun sangat indah seperti koor paduan suara.

Salah satu burung yang bersuara indah itu bernama Anis. Warna bulunya kemerah-merahan. Teman-teman menjulukinya Anis Merah. Tak hanya suaranya yang merdu, Anis dapat menari dengan gemulai. Saat bernyanyi, Anis suka menggoyangkan badannya ke kiri dan kanan. Wow, sungguh menarik untuk dilihat.

Namun, itu terjadi beberapa minggu yang lalu. Kini Anis suka menyendiri. Ia tak mau lagi diajak bernyanyi dan menari. Anis Merah lebih suka melamun. Disuruh makan pun ia tak mau. Ini sungguh aneh. Tak seperti biasanya.

Kata teman-teman, tingkah Anis yang aneh itu sejak berkenalan dengan Kenari. Anis sering diajak main ke perkampungan manusia. Konon, di sana Anis suka diberi permen berbentuk tablet. Rasanya manis seperti stoberi. Setelah makan permen, Anis merasakan tubuhnya ringan seperti kapas, melayang-melayang di udara.

Tentu saja, itu hanya khayalan Anis. Kenyataannya, Anis malah meringkuk di atas ranting. Tubuhnya kurus, wajahnya pucat, dan suka mengigau.

“Di mana aku? Aku di mana? Di mana-mana ada bintang. Ini malam ataukah siang, lalala…” ocehan Anis yang tidak keruan.

“Ssst, kawan-kawan, jangan dekat-dekat sama Anis. Dia sudah gila!” teriak Jali dengan suaranya yang parau. Jali, jalak hitam menyuruh teman-teman untuk menjauhi Anis.

Untung saja, tidak semua temannya menuruti Jali. Ada juga teman-teman yang peduli dengan Anis. Anis tidak dibiarkan sendiri. Mereka menyayangi Anis. Namun, mereka tidak tahu cara menolong Anis. Atas usul si Murai Batu, dibawalah Anis kepada seorang dokter hewan.

Dokter hewan itu bernama Arlan. Orangnya baik dan penyayang binatang. Dokter Arlan merawat Anis dengan penuh kasih sayang. Kata Dokter Arlan, permen yang dimakan Anis itu ternyata salah satu jenis narkoba. Permen itu sangat berbahaya. Dokter Arlan menasihati Anis dan teman-temannya agar jangan jajan sembarang serta jangan asal menerima hadiah. Apalagi, dalam bentuk makanan dan minuman.

Syukurlah Anis dapat disembuhkan. Ia kembali seperti Anis yang dahulu. Bernyanyi sambil meliuk-liukkan tubuhnya, goyang ke kanan dan ke kiri. Begitu pula teman-teman Anis. Mereka pun bernyanyi bersama-sama.

Tralala…. tralalaa….

Trililili…. trililili....

Waspadai penyebaran narkoba. Adik-adik jangan jajan sembarang dan jangan asal menerima hadiah. Apalagi dalam bentuk makanan dan minuman.