AUDIO

Susu Tajin

Penulis: Dwi Rahmawati


Pagi itu, di sebuah rumah di Yogyakarta, seorang bocah perempuan kelas 5 SD sudah siap dengan seragam putih-merahnya. Ia tampak lahap menyantap sarapan. Sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi yang lezat.

“Susunya nanti juga dihabiskan, Kayla,” kata ibu sambil berlalu.

Kayla mengangguk pelan. Tapi, setelah ibu tak terlihat, Kayla bergegas membawa gelasnya ke belakang pekarangan rumah.

“Saatnya sarapan,” Kayla lalu menyirami tanaman di sana dengan segelas susu putih buatan ibunya itu.

“Eli sudah datang, Kayla. Waktunya berangkat ke sekolah!” teriak ibu dari teras.

“Ya, Bu...” jawab Kayla.

Eli adalah teman sebangku Kayla dan juga tetangga dekat rumah. Tidak seperti Kayla yang anak orang berada, Eli berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun demikian, mereka bersahabat akrab. Setiap pagi mereka berjalan kaki ke sekolah yang jaraknya tak jauh dari rumah.

Saat mereka berdua tiba di sekolah, tiba-tiba Kayla menunjuk sebuah botol yang menyembul dari bagian samping tas Eli.

“Kamu bawa bekal minuman?” tanya Kayla.

Eli pun menjawab. “Eh, oh, iya…. Ini bekal minumanku,”

“Boleh lihat?” ujar Kayla lagi.

Eli sebenarnya agak enggan, tetapi ia akhirnya memberikan botol minuman kepada Kayla.



“Jus sirsak, ya?” tebak Kayla sambil mengocok-ngocok botol minuman itu, dan mengamati cairan di dalamnya. “Bukan,” jawab Eli.

“Rasanya enak, enggak?” Kayla lalu mengembalikan botol kepada Eli.

“Kamu mau mencobanya?” Eli membuka tutup botolnya dan memberikannya pada Kayla.

Glek... Kayla meneguk air kental yang terasa asin itu. “Minuman apa ini, Eli?”

“Tajin, air rebusan beras sebelum dikukus menjadi nasi. Agar lebih nikmat, ibu menambahkan sedikit garam,” jelas Eli.

“Ha...!” Kayla terbelalak.

“Ibuku tak selalu mampu membeli susu, Kayla. Tajin inilah gantinya. Saat meminumnya, aku selalu membayangkan susu yang lezat,” jawab Eli. Kasihan Eli, batin Kayla. Kayla pun lalu teringat kebiasaannya tiap pagi yang selalu membuang susu saat sarapan gara-gara tidak suka dengan rasa susu buatan ibu.

Dalam hati, Kayla menyesal karena selalu menyia-nyiakan minuman susu buatan ibu. Padahal, mungkin banyak anak sebayanya di Tanah Air ini yang nasibnya sama dengan Eli yang terkadang orangtuanya tak mampu membelikan susu.

“Mulai sekarang, akan kuhabiskan susu yang dibuatkan Ibu,” janji Kayla dalam hati. Ia juga berniat, besok-besok akan meminta ibunya untuk membawakan bekal minuman susu ke sekolah. Ia ingin memberikannya pada Eli agar sahabatnya itu juga bisa sering minum susu.

Jangan malas minum susu karena susu adalah minuman bergizi yang sangat baik buat pertumbuhan dan kesehatan anak.

Tanggal 1 Juni ditetapkan WHO sebagai Hari Susu Sedunia (World Milk Day), dengan tujuan menyebarluaskan informasi mengenai manfaat susu dengan mengajak masyarakat luas untuk mengonsumsi susu sebagai makanan cair yang bermanfaat bagi tubuh.