Muri, seekor anak burung murai, senantiasa berada dalam sarangnya di dahan pohon di kawasan Hutan Kalimantan. Kedua orangtuanya selalu mencarikan makanan untuknya. Muri memang manja. Ia tidak mau mencari makanan sendiri.
“Muri, ayo keluar. Di ujung hutan sana ada banyak pohon buah-buahan,” ajak Pupu, seekor anak burung pipit.
“Aku sedang flu, tidak boleh terkena udara luar,” jawab Muri malas-malasan.
“Hari ini flu, kemarin batuk, kemarin lusa pusing,” sindir Nana, seekor anak burung kenari.
“Kamu kurang berolah raga, sih,” tambah Caca, seekor anak burung pancawarna.
Muri, Pupu, Nana dan Caca, adalah anak-anak burung yang seumuran.
Suatu hari Pupu, Nana dan Caca membawakan Muri buah berbentuk kecil-kecil warna hijau. Muri belum pernah melihat buah itu. Ternyata itu buah anggur. Muri sangat senang menikmati buah anggur yang rasanya manis-segar itu.
Seketika itu pula, Muri lalu minta diantar teman-temannya ke pohon anggur. Di sana, Muri makan buah anggur lagi sepuasnya. Ternyata enak juga yaa mencari makanan bersama teman-teman, gumam Muri dalam hati.
Semenjak itu, Muri selalu minta diajak setiap kali Pupu, Nana, dan Caca terbang mencari buah-buahan. Tentu saja kedua orangtuanya Muri senang.
Suatu hari mereka terbang berempat. Ternyata tidak ada buah yang masak. Pepaya dan pisang, masih berwarna hijau.
Tiba-tiba Muri mencium bau harum. Diam-diam ia meninggalkan teman-temannya dan terbang mendekati bau harum itu. Ternyata ada buah warna hijau yang bentuknya asing dimata Muri. Ia lalu memakan buah itu. Namun, baru menikmati lezatnya buah itu sesaat, kerongkongannya tiba-tiba terasa sakit.
“Aduh, tolooong,” seketika Muri memuntahkan makanannya. Ketiga temannya kaget mendengar suaranya.
“Ha ha ha, Muri, Muri. Dibalik daging buah srikaya ada biji yang keras sehingga kalau tidak hati-hati bisa tersedak,” kata Caca.
“Makan buah srikaya jangan dengan bijinya, Muri. Terang saja kerongkonganmu sakit,” timpal Nana.
“Habis kamu kemarin-kemarin selalu dirumah terus sih, Muri. Jadinya nggak tahu deh keunikan buah srikaya,” ujar Pupu.
“Jadi ini buah srikaya namanya?” ujar Muri. Kini bertambah satu lagi perbendaharaan nama buah diketahuinya.
Mereka lalu makan buah srikaya itu bersama-sama. Setelah itu mereka asyik bermain dan bersuka cita di hutan. Muri pun kini punya banyak pengalaman baru di hutan. Ia sudah tak manja lagi dan tak pernah lagi mengharapkan asupan makanan dari orangtuanya. *
Jangan menjadi seperti katak dalam tempurung. Yuk, cari pengalaman baru di luar rumah. Niscaya kalian akan mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan yang baru!