Winda adalah siswi kelas satu di salah satu sekolah dasar negeri di Asahan, Sumatera Utara. Hari ini kelas Winda kedatangan guru baru. Namanya Bu Liany. Beliau menggantikan Bu Citra yang sedang cuti.
“Assalamualaikum. Apa kabarnya hari ini?” tanya Bu Liany.
“Waalaikumussalam. Baik, Buuu...” jawab murid-murid dengan penuh semangat. Bu Liany tersenyum.
“Ayo, siapa yang sudah pintar membaca?” tanya Bu Liany kemudian. “Ini Ibu membawa buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara.”
“Saya, Bu. Saya Bu.” Suara mereka terdengar riuh.
“Anak-anak Ibu pintar-pintar, ya. Ibu akan minta kalian bergantian membacakan cerita di buku ini.”
Bu Liany mulai memanggil nama anak didiknya satu per satu.
Sekarang tiba giliran Winda. Ia menuju meja Bu Liany dengan ragu.
“A... sal mu... la ... Da... nau ... To... ba,” Winda membaca sambil terbata-bata.
“Winda belum lancar membaca, ya?” Bu Liany melirik tanda pengenal di baju Winda.
Winda tampak takut. Tapi, begitu melihat tatapan Bu Liany yang teduh ditambah dengan senyuman, ia jadi berani.
“Winda belum pandai membaca, Bu,” ucap Winda akhirnya.
Bu Liany mengangguk paham. Lalu, beliau meminta Winda untuk datang ke rumahnya nanti sore karena Bu Liany akan mengajari Winda membaca. Winda terlihat sangat gembira mendengarnya.
Bel tanda kelas berakhir berbunyi. Setelah memberi salam, murid-murid keluar kelas.
Sore ini Winda datang ke rumah Bu Liany. Di sana, banyak anak seusianya yang sedang belajar membaca dan menulis. Rupanya, Bu Liany juga mengajar anak-anak para tetangganya dengan sukarela.
Bu Liany lalu memberikan sebuah buku kepada Linda. Sebuah buku cerita anak.
“Tapi, Bu....” Winda memandang Bu Liany dengan ragu.
“Ayo, coba dibaca, Linda,” pinta Bu Liany.
Winda pun mulai membaca. Bu Liany membimbing dengan sabar. Sesekali beliau membantu bila Winda mengalami kesulitan. Walaupun agak terbata-bata, akhirnya ia berhasil menyelesaikan separuh cerita.
“Bu, ceritanya seru sekali. Winda ingin cepat pandai membaca,” Winda begitu bersemangat.
Bu Liany merasa senang melihat semangat belajar Winda.
Setiap sore Winda datang ke rumah Bu Liany. Bersama dengan teman-teman, ia belajar membaca dan menulis.
Kini, Winda sudah lancar membaca.
Hari ini, sekolah Winda mengadakan acara peringatan Hari Guru Nasional. Winda dan teman-temannya bersemangat menyanyikan lagu “Himne Guru”, dilanjutkan dengan menyematkan bunga di baju para guru. Sambil menyematkan bunga, Winda memeluk Bu Liany.
“Terima kasih, Bu Guru,” ucapnya.
Mari kita hormati dan sayangi guru-guru kita. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang dengan segenap perhatian dan kesabaran membimbing murid-muridnya agar meraih cita-cita. Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November di Indonesia guna memberikan penghormatan terhadap pengabdian para guru di Tanah Air.