AUDIO

Detektif Air

Penulis: Diy Ara Dongeng Anak Terpilih Kategori Air Lomba Menulis Dongeng Anak KSAN 2015


Suatu sore, di sebuah desa di Pemalang, Jawa Tengah, seorang anak perempuan bernama Sala, diam-diam mengikuti Kak Zita, mahasiswi di sebelah rumahnya. Kak Zita punya hobi aneh, mengoleksi air dari sumur-sumur penduduk.

Kali ini, Sala melihat Kak Zita mengisi botol bening dengan air pancuran, yang mengalir dari mata air di pinggir sungai. Kak Zita tersenyum melihat Sala.

“MAS?” tanya Sala bingung melihat tulisan “MAS” di botol air.

“Oh, ini singkatan dari Mata Air Sungai,” kata Kak Zita.

“Hobi Kak Zita aneh, ya? Suka mengoleksi air dan dikasih nama juga?”

“Ha-ha-ha... Kakak bukan mengoleksi air. Kakak sedang menyelidiki kualitas air.”

“Hah? Menyelidiki?” Sala bingung.

“Iya, hmm, seperti detektif. Detektif air!” seru Kak Zita. “Kamu mau juga jadi detektif air, Sala? Yuk, ikut ke rumah!”

Di rumah Kak Zita, Sala melihat gelas-gelas berkode berisi air tersusun rapi di rak-rak. Kak Zita lalu menuangkan air dari mata air sungai tadi ke gelas.

“Sekarang, Kakak menyelidiki kualitas kandungan kimia pada air sungai dengan menggunakan air teh. Perbandingannya 1 gelas kecil air sungai dan 2 gelas kecil air teh, ya! Lalu, diamkan 1 malam,” jelas Kak Zita.

“Terus apa yang akan terjadi, Kak?” tanya Sala.

“Kalau airnya berubah warna, berlendir, dan ada lapisan seperti minyak di permukaannya, berarti air tidak baik digunakan. Semakin cepat perubahan pada air teh menunjukkan semakin tinggi kandungan kimiawi air tersebut. Bila baru berubah setelah satu malam, kandungan kimiawinya lebih sedikit, air itu tetap kurang baik dikonsumsi. Tapi, masih bisa untuk mandi, mencuci, dan lain-lain.”

“Oh, iya! Kemarin Kak Zita mengambil air di sumur rumah Sala? Bagaimana hasilnya, Kak?” tanya Sala.

“Air sumur Sala sudah Kakak diamkan selama 5 hari. Lihat! Ada gumpalan berwarna hijau. Ini berarti mengandung bakteri! Ini terjadi karena toilet Sala dekat dengan sumur,” jelas Kak Zita. Lala pun tampak kecewa mendengarnya.

“Tapi, Kakak punya cara mudah untuk solusinya,” Kak Zita membisikkan sesuatu kepada Sala.

Beberapa hari kemudian, Sala tersenyum melihat tempat penampung air di atap rumahnya. Kemarin papa memasangnya bersama om sesuai permintaan Sala. Kata Kak Zita, menyimpan air selama sehari dapat membuat air lebih jernih dan mematikan sebagian bakteri. Tetapi, air tetap harus dimasak sebelum dikonsumsi.

Hari ini Kak Zita sudah kembali kuliah di Semarang. Sala pun bertekad dalam hatinya. “Sekarang, giliranku menjadi detektif air! Aku akan ajak teman-teman untuk menguji air sebelum dikonsumsi agar tubuh mereka tetap menjadi sehat.”