Alkisah ada sebuah kerajaan bakteri bernama Escherichia Coli yang berjaya di pusat kota. Di bawah kepemimpinan E-Coli Emperor, para bakteri berhasil memperbanyak diri dan memberikan virus kepada banyak manusia. Namun, seorang profesor berhasil mencegah para bakteri mencemari air minum di pusat kota dengan menciptakan alat pemurni air. Alhasil, semua bakteri penduduk Kerajaan Escherichia Coli melarikan diri dan pindah ke desa. E-Coli Emperor pun meninggal dalam perjalanan. Takhta kerajaan Escherichia Coli diperebutkan oleh anak-anaknya, E-Coli Satu, E-Coli Dua, E-Coli Tiga, dan E-Coli Empat.
Mereka berempat sepakat mengadakan pertandingan untuk memperebutkan takhta mendiang E-Coli Emperor. Pertandingannya adalah menyebarkan virus penyakit kepada manusia di sebuah rumah kecil.
Di rumah kecil itu, seorang anak bernama Didi sedang menuangkan air kuali ke dalam gelas. Ternyata, E-Coli Satu bersama pasukannya ada di kuali air.
“Didi, jangan minum air di kuali. Air itu masih mentah!” Ibu meraih gelas di tangan Didi dan menuangkan isinya kembali ke dalam kuali.
“Air PDAM ini memang air bersih. Tapi, kita harus memasaknya dulu supaya bakteri-bakteri di dalamnya mati, baru kita bisa meminumnya,” jelas ibu sambil menaruh kuali air itu ke tungku pembakaran. E-Coli Satu bersama pasukannya yang ada di dalam kuali pun akhirnya punah.
Lalu, ibu berkata lagi, “Didi, tolong buang sampah ya!”
Didi membawa plastik sampah keluar rumah. Ia tak sadar ketika membuka tutup tempat sampah. E-Coli Empat bersama pasukannya melompat ke tangan Didi.
“Sudah, Bu! Airnya masih belum matang ya?” Didi hendak membuka tutup kuali, tetapi ibu mencegahnya.
“Didi cuci tangan dulu! Tangan Didi, kan banyak kuman setelah memegang sampah.”
Didi lalu mencuci tangannya dengan sabun pemberian ibu. E-Coli Empat beserta pasukannya di tangan Didi pun langsung punah.
Ketika Didi melewati ruang tamu, ia melihat segelas air di meja. Itu bekas minumannya kemarin. Didi tak tahu kalau E-Coli Tiga bersama pasukannya bersembunyi di sana.
“Didi, air di gelas itu sudah kotor jangan diminum!” Ibu meraih gelas dari tangan Didi dan membuangnya ke saluran air kotor depan rumah. E-Coli Tiga dan pasukannya lalu terseret arus saluran air dan punah.
“Kenapa air di gelas itu dibuang, Bu?” Didi protes.
“Didi tidak tahu kan berapa banyak kuman di dalam gelas itu karena sudah ditinggal semalaman. Didi tidak mau sakit diare seperti kemarin, kan?” jelas Ibu.
E-Coli Dua bersama pasukannya yang sedari tadi memperhatikan apa yang terjadi pada ketiga saudaranya segera kabur dari rumah dan desa itu. Ternyata, penduduk desa itu sudah mulai belajar hidup bersih. Kerajaan Escherichia Coli akhirnya hancur.