AUDIO

Kakek Pandu

Penulis: Fita Chakra


Kakek Pandu tinggal di desa lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Dudi, cucunya, sedang liburan di sana. Sore itu, Dudi menolak ketika kakek mengajaknya berkemah.

“Yaah, Kakek… Kenapa mesti berkemah lagi, sih?” keluh Dudi.

“Setengah jam lagi kita berangkat. Cepat siapkan tasmu,” perintah kakek.

Tak ada jalan untuk menolak. Huh, kenapa sih kakek senang sekali mengajak berkemah? “Masih jauh, Kek?” tanya Dudi kesekian kali.

Sudah setengah jam lebih kakek dan Dudi berjalan menyusuri hutan. Hari semakin gelap membuat Dudi kesulitan mengikuti kakek. “Sebentar lagi,” sahut kakek.

Dudi menghela napas, lalu berhenti berjalan. Tak peduli kakek semakin jauh di depannya. Tubuhnya sangat lelah.

Tiba-tiba, seekor kunang-kunang terbang melintasi Dudi. Ia ingin tahu dari mana cahaya kunang-kunang itu berasal. Tapi, setiap kali didekati, kunang-kunang itu menjauh. Dudi menyiapkan kantong plastik, lalu mengikuti kunang-kunang. Dan… hap! Kunang-kunang pun tertangkap.

Dudi tersenyum. Di kota tempat tinggalnya, Dudi tak pernah melihat kunang-kunang. “Kakek, lihat! Dudi dapat kunang-kunang,” kata Dudi sambil berjalan. “Kek!”

Tak ada jawaban. Gawat! Dudi baru tersadar, terpisah dari kakek. Duh, bagaimana ini? Batin Dudi panik.

Tenang. Batin Dudi lagi. Dudi membuka tas, mengambil senter yang telah disiapkan. Kakek bilang, mereka akan pergi ke selatan. Sayangnya, Dudi lupa membawa kompas. Oh iya, Dudi baru ingat kata kakek dulu. Bintang adalah penunjuk arah yang paling mudah ditemukan di alam terbuka. Rasi bintang Gubug Penceng menunjukkan arah selatan.

Dudi mengamati langit dan menemukan segerombolan bintang membentuk layang-layang. Nama kerennya Rasi Crux.

“Berarti aku harus berjalan ke arah sana,” pikir Dudi. Baru mulai berjalan beberapa langkah, Dudi teringat bahwa dia membawa peluit. Di hutan seperti ini sinyal susah sekali diperoleh. Dudi memutuskan menggunakan sandi morse untuk memanggil kakek.

“Priiit…,” Dudi mulai meniup peluit sambil mengingat-ingat kode yang diajarkan kakek. Setelah berkali-kali diulang akhirnya terdengar jawaban suara peluit dari kakek. Tak lama, kakek muncul.

“Syukurlah kamu memberi kode. Kalau tidak, Kakek tidak tahu kamu di mana,” kata kakek lega.

“Berkat sandi morse dan pengetahuan bintang-bintang yang Kakek ajarkan,” kata Dudi.

“Wah, hebat! Begitu dong, jadi anak yang tangguh dan tidak mudah menyerah.”

“Siapa dulu dong kakeknya,” kata Dudi sambil tertawa. Kakek pun ikut tertawa mendengarnya.

Berkemah adalah kegiatan yang positif. Kita bisa mengenal lebih dekat alam ciptaan Tuhan dan dari alam kita bisa belajar menjadi pribadi yang tangguh.