Di sebuah rumah di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, tepatnya di Dolok Sanggul, Ruli diminta tolong oleh ibunya yang dipanggil Inong.
“Ruli, bisa tolong belikan telur di warung?” pinta Inong yang tengah menyetrika baju.
Setelah diberi uang oleh Inong, Ruli bersiap pergi.
“Lho, Ruli tidak bawa kantong sendiri?” tanya Inong.
“Ruli kan membeli telurnya di warung bukan di minimarket. Di warung Amang Tagor, kantung belanjaan masih gratis, kok Inong,” jawab Ruli.
Inong menggeleng, “Bagaimana sampah plastik akan berkurang jika kau begitu?”
Ruli berbalik ke dapur, mencari kantung-kantung kain yang dibeli Inong sebagai pengganti kantung plastik. Tapi, tidak ada satu pun. “Inong, kantung kainnya tidak ada semua,” sahut Ruli.
“Ah, Inong lupa. Satu dibawa Among (ayah) untuk menyimpan baju ganti, sisanya di tetangga waktu bagi-bagi oleh-oleh kemarin.” Inong memandang sekeliling. “Nah, pakai ini saja.” Inong menyodorkan sebuah baskom ke tangan Ruli lalu kembali menyetrika baju.
Ruli terdiam. Apa kata teman-temannya nanti jika melihatnya membawa telur dalam baskom? Untuk membawanya pun membutuhkan kedua tangan. Akan tetapi, perintah Inong tidak bisa ditoleransi, apalagi maksud Inong benar. Ruli pun ngeri melihat berita di televisi mengenai sampah plastik. Toh, letak warung Amang Tagor tidaklah jauh.
Ah, Ruli punya ide supaya mudah membawa baskom berisi telur itu. Ruli buru-buru masuk ke kamar Inong dan dengan asal, Ruli menarik sehelai kain dari dalam lemari.
Sesampainya di warung, Ruli baru tahu jika yang diambilnya ternyata kaus milik Among. Untung saja Among berbadan besar. Ruli menaruh baskom berisi telur di tengah kaus dan mengikat setiap sudutnya. Ruli pun dengan mudah membawanya.
Pelan-pelan Ruli memasuki rumah dan bergegas menuju dapur. Di dapur ternyata ada Inong yang sedang minum. Inong melihat tentengan di tangan Ruli.
“Maaf, Inong. Sebenarnya Ruli hendak mengambil kain, tapi yang terambil malah kaus Among,” ucap Ruli pelan.
“Tapi, ide kamu hebat, Ruli. Kaus dijadikan tas,” Inong tersenyum.
Mendengar perkataan Inong, Ruli teringat dengan artikel yang dibacanya di mading sekolah. Artikel tentang membuat tas dari kaus bekas tanpa dijahit.
Ruli segera mengeluarkan kaus bekas miliknya dan menggunting kedua lengannya. Bagian bawahnya pun digunting hingga berumbai-rumbai. Lantas, rumbai-rumbai itu diikat hingga menyatu. Tas daur ulang ala Ruli pun jadi.
“Wah, sekarang Inong tidak perlu lagi membeli kantung kain,” seloroh Inong disusul tawa mereka berdua.
Mari kita selamatkan lingkungan dengan memerangi sampah plastik. Sampah plastik sulit dikelola dan berbahaya bagi lingkungan.