Siang yang panas di hutan tropis Kalimantan. Itik memutuskan untuk berjalan-jalan ke kolam yang terletak di pinggir hutan.
Belum jauh Itik berjalan. Ia berpapasan dengan sekawanan burung bangau yang beterbangan di angkasa.
“Itu dia si kaki pendek!” Teriak beberapa burung bangau. Itik berpura-pura tidak mendengar.
“Hei, Itik!” Teriak salah satu burung bangau. “Selain kakimu yang pendek dan kasar, ternyata jari-jarimu berselaput. Menjijikkan sekali!”
Tiba-tiba seekor burung bangau lain telah berdiri di depannya, ”Lihatlah! Kakiku panjang dan atletis. Aku bisa melompat dan menari dengan anggun!”
Seperti biasa, air mata menggenang di mata Itik. Itik menatap kakinya. “Oh, mengapa kakiku pendek dan kasar! Jemari kakiku yang berselaput ini juga terlihat menjijikkan!”
Itik terus berjalan. Setengah jalan menuju kolam, ia dipanggil oleh Burung Elang.
Itik mendongakkan kepalanya, terlihat burung Elang hinggap diranting pohon.
Burung Elang nyengir lebar, “Kasihan betul kamu, Tik! Gara-gara kakimu yang pendek, kasar, dan jemarimu yang berselaput menjijikkan itu, jalanmu terlihat aneh, bergoyang ke kiri dan kanan!”
Burung Elang lalu hinggap di depan Itik. “Lihatlah kakiku ini! Kokoh dan kuat dengan kuku-kuku yang tajam di setiap jemari!”
Itik mempercepat langkahnya dan mengabaikan ejekan burung Elang.
Akhirnya Itik sampai ke kolam. Sewaktu ia mulai mendekati pinggir kolam, langkah-langkahnya melambat. “Kakiku pendek dan sangat kasar, selaput ini sangat menjijikkan. Mengapa aku tak dapat mempunyai kaki-kaki indah seperti yang dimiliki oleh mereka?” tanyanya kepada diri sendiri.
Selama beberapa saat, Itik berdiri diam. Namun, air kolam yang terlihat jernih dan bening menggodanya untuk segera menceburkan diri. Plung! Dengan satu kayuhan kakinya yang kuat dan tendangan kakinya yang penuh tenaga, Itik berenang. Kadang-kadang ia meluncur ke kiri, meliuk ke kanan, atau menyelam untuk mencari ikan kecil.
Oh, betapa senangnya si Itik.
Di saat berenang itulah, segera Itik menyadari. “Kakiku tidak seindah kaki burung Bangau dan tidak sekuat kaki burung Elang. Tetapi, kakiku yang pendek, kasar, berselaput, dan terlihat menjijikkan ini ternyata sangat berguna untuk berenang dan menyelam!” guman Itik. Sebuah senyuman merekah pada bibirnya.
Itik menyadari bahwa Tuhan Maha Adil dan Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya. Ternyata, setiap makhluk mempunyai kekurangan dan kelebihan. Bagi seekor itik, kelebihan apa lagi yang bisa lebih hebat dari keahliannya berenang?
Semua makhluk ciptaan Tuhan YME memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mari kita selalu mensyukuri segala karunia yang diberikan Tuhan kepada kita.