Suasana di Kebun Binatang Surabaya tampak ramai karena Paman Gajah membuka taman baca gratis di rumahnya. Semua satwa antusias belajar dan memperluas pengetahuan melalui buku. Piko Si Beruang Madu justru malas pergi ke taman baca.
“Hai, Piko. Ayo, kita berangkat!” teriak Moli Si Orangutan.
“Oh, aku lagi tidak selera membaca buku,” jawab Piko.
“Loh, memangnya kenapa?” tanya Moli.
“Meskipun banyak membaca, otakku tidak secerdas dirimu,” ujar Piko.
“Moli, Piko! Ayo, kita ke taman baca!” tiba-tiba Reky Si Jerapah muncul. Moli menjelaskan keengganan Piko.
“Kamu jangan khawatir Piko. Dengan pensil ajaib milik Paman Gajah, kamu pasti akan lebih cerdas,” sahut Reky.
“Pensil ajaib? Benarkah itu?” tanya Piko. Reky dan Moli mengangguk.
Sesampainya di taman baca milik Paman Gajah, Piko menyampaikan keinginannya meminjam pensil ajaib.
“Oh, jadi kamu yang kesulitan menghafalkan isi buku? Silakan kamu pakai pensil ajaib ini,” ujar Paman Gajah.
“Baca isi bukunya, lalu beri garis bawah mana bagian yang penting, kemudian hafalkan,” kata Paman Gajah.
Selama seminggu, Piko rajin membaca buku di taman baca dengan pensil ajaibnya. Ingatan Piko tentang isi buku kian cemerlang.
Minggu pagi, suasana lebih ramai karena akan diselenggarakan lomba cerdas cermat antarsatwa. Semua satwa antusias mendaftarkan diri sebagai peserta, tetapi Piko ragu. Apalagi untuk lomba ini, Paman Gajah tidak membolehkan Piko meminjam pensil ajaib.
“Ayo Piko, semangat!” ujar Reki dan Moli.
“Tapi, aku tidak yakin tanpa pensil ajaib,” ujar Piko sedih.
“Aku yakin kamu bisa meski tanpa pensil ajaib,” Moli meyakinkan.
Akhirnya Piko mau ikut. Bersama Reki dan Moli, mereka bertiga mendaftar sebagai satu tim cerdas cermat. Sebelum lomba, Paman Gajah mempersilakan peserta membaca buku-buku di taman baca karena materi lombanya diambil dari sana. Meski tanpa pensil ajaib, Piko berusaha keras menghafal materi-materi di buku.
Perlombaan cerdas cermat dimulai. Ternyata, tim Piko, Reki, dan Moli berulang kali menang saat bertanding melawan tim-tim lain. Piko malah lebih banyak ikut andil atas kemenangan timnya. Bagaimana tidak, sejak seminggu kemarin ia memang paling rajin membaca di taman baca. Meski awalnya pesimis, dengan semangat yang kuat, akhirnya Piko dan teman-temannya berhasil memenangkan perlombaan Cerdas Cermat!
“Ternyata, aku bisa sukses tanpa pensil ajaib,”pekik Piko.
“Iya, dong! Sebenarnya pensil itu hanyalah pensil biasa, Piko. Semangat kamulah yang menjadikan kamu pandai. Kita pun jadi juara,” ucap Moli membuka rahasia. Piko terkejut. Namun, suasana lekas kembali cair. Mereka tertawa-tawa gembira merayakan keberhasilan ini.
Seperti pepatah “rajin pangkal pandai”, suatu usaha yang gigih dan pantang menyerah akan menghasilkan hasil yang maksimal.