AUDIO

Celengan Baru Nina

Penulis: Dyah Laksmi Nur Jannah


Sore itu, Nina pergi bermain ke rumah Santi, sahabatnya. Mereka tinggal di Bogor, Jawa Barat. Di kamar Santi, ada lemari berisi buku-buku cerita anak. Santi tak pernah keberatan meminjamkan bukunya kepada Nina.

Ketika masuk ke kamar Santi, mata Nina langsung terpaku pada celengan di atas meja belajar. Celengan berbentuk bundar yang terbuat dari bahan kaleng itu dihiasi paduan warna-warna yang sangat menarik.

“Wah, bagus sekali celenganmu,” ujar Nina.

“Aku baru membelinya kemarin di toko buku,” ujar Santi, “Harganya Rp 50.000.”

Nina hanya mengangguk. Dalam hati ia berpikir, sayang rasanya jika uang sebanyak itu hanya dibelikan celengan. Lebih baik digunakan untuk membeli buku dan keperluan sekolah lainnya. Setelah memilih buku yang hendak dipinjam, Nina segera pulang ke rumah.

Di rumahnya, Nina masih kepikiran dengan celengan Santi tadi. Ia juga ingin memiliki celengan. Selama ini, uang tabungannya hanya diselipkan di antara buku-buku tulisnya.

Tiba-tiba Nina mendapat ide. Lalu, ia beranjak menuju dapur. Biasanya ibu meletakkan barang-barang yang tak terpakai di sudut dapur. Nina berjongkok, memandangi botol-botol, serta kaleng biskuit.

“Ah, aku tahu,” Nina tersenyum dan meraih kaleng bekas biskuit.

Nina mencuci kaleng biskuit itu dengan sabun hingga bersih. Setelah itu, dikeringkannya dengan sehelai lap bersih. Nina lantas melubangi tutup kaleng itu dengan pisau, dengan ukuran yang kira-kira muat dimasukkan uang logam maupun uang kertas.

Lalu, Nina menuju kamarnya. Ia memotong beberapa lembar kertas kado bekas yang beraneka warna. Kemudian, beberapa lembar kertas kado kombinasi itu direkatkan ke seluruh permukaan kaleng biskuit dengan lem. Tak lama, jadilah sebuah celengan unik berwarna-warni buatan Nina sendiri!

“Nah, sudah selesai,” ucap Nina puas, “Sekarang, aku punya celengan sendiri!”

Nina bangkit dan mengambil uang-uangnya yang disimpan di antara lembaran buku. Uang-uangnya itu lalu dimasukkan satu persatu ke dalam celengan hasil kreasinya.

“Wah, pintar juga anak Ibu,” ucap ibu yang tiba-tiba saja telah berdiri di ambang pintu kamar Nina.

“Ah, Ibu,” jawab Nina tersipu malu. “Nina tadi tertarik dengan celengan punya Santi. Tapi, harganya mahal. Lalu, Nina punya ide membuatnya sendiri. Ternyata hasilnya juga bisa bagus dengan memanfaatkan kaleng bekas biskuit, Bu.”

“Ya betul. Tidak semua benda yang kita inginkan harus dibeli kan? Dengan memanfaatkan kaleng bekas, Nina mendapatkan celengan baru yang bagus dan bisa ikut mengurangi sampah,” ujar ibu.

“Iya ya, Bu,” Nina tersenyum senang.

Kita bisa menjadi anak yang kreatif dengan memanfaatkan barang bekas di sekitar kita untuk dibentuk menjadi benda yang bermanfaat. Dengan konsep daur ulang, kita pun telah turut serta mengurangi sampah.