Hari ini Pak Yunus memanen pepaya muda dan nangka masak dari kebunnya yang cukup luas di desa Petir, Kabupaten Bogor. Kebun itu ditanami pohon nangka, pohon pepaya, pohon kelapa, singkong, dan jagung. Di pinggir kebun, tampak beberapa rumpun pohon bambu yang juga sengaja ditanam Pak Yunus.
“Aku senang jika Pak Yunus memanen buahku. Buah yang masih muda ataupun sudah masak, sama-sama disukai keluarga Pak Yunus,” ujar Pohon Pepaya riang.
“Begitupun aku! Hari ini buahku yang tua dan manis rasanya dinikmati oleh keluarga Pak Yunus,” timpal Pohon Nangka.
“Aku tahu, semua tanaman di kebun ini adalah tanaman yang berguna untuk Pak Yunus. Itu sebabnya ia menanam kita. Daun singkong itu sering dipetik Bu Yunus dan sebentar lagi singkongnya bisa dipanen. Begitu juga jagung yang dipanen lalu dijual Pak Yunus. Wah, senangnya bisa berguna untuk Pak Yunus dan keluarganya ya,” kata Pohon Pepaya lagi.
“Eh, aku melihat ada satu tanaman yang ditanam Pak Yunus, tetapi tak pernah dirawat ataupun dipanen. Sampai sekarang aku bahkan tak tahu apa gunanya tanaman itu ada di kebun ini,” Pohon Pepaya lalu menunjuk ke arah rerimbunan Pohon Bambu.
“Maksudmu Bambu itu? Si Pohon Bambu itu kadang menghalangi kita mendapatkan sinar matahari. Seharusnya Pak Yunus membersihkannya saja dari kebun ini,” tanggap Pohon Nangka.
Tentu saja Pohon Bambu yang mendengarkan pembicaraan itu menjadi sedih. Ia merasa, semenjak ditanam sampai tunas-tunasnya besar, Pak Yunus memang tak pernah menengoknya sekalipun. Pohon Bambu merasa dirinya tak berguna.
Pada sore hari, ternyata hujan turun dengan sangat derasnya disertai angin kencang menyambar-nyambar. Badai angin itu tentu saja membuat para pohon tinggi ketakutan. Mereka bisa saja roboh dalam sekejap diterpa angin.
“Duh, aku takut badanku tumbang!” teriak Pohon Nangka.
“Iya, aku juga. Badanku kan ringkih,” timpal Pohon Pepaya.
Namun demikian, Si Pohon Bambu yang rimbun ternyata berusaha dengan sekuat tenaganya menahan terpaan angin kencang yang datang di kebun itu. Dengan tubuhnya yang lentur, ia berhasil menyelamatkan pohon-pohon lain di kebun! Padahal, banyak pohon besar di dekat kebun Pak Yunus yang tumbang diterpa badai angin.
Pohon Pepaya dan Pohon Nangka sangat berterima kasih pada Pohon Bambu. Mereka juga meminta maaf karena telah mengejek Pohon Bambu sebagai tanaman tak berguna. Pohon Bambu pun merasa senang. Akhirnya, ia tahu kalau ia pun bisa bermanfaat seperti pohon-pohon lainnya.
Setiap makhluk hidup diciptakan Tuhan dengan mempunyai kelebihan yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan sesama. Oleh karena itu, jika kita mempunyai kelebihan, jangan pernah merasa sombong. Mari saling menghargai dan melengkapi dengan sesama.