AUDIO

Putri Mayang dan Tanaman Kesayangan

Penulis: Fita Chakra


Putri Mayang suka minta buah tangan pada ayahandanya ketika beliau pergi. Tapi yang diminta bukan kain sutra, perhiasan maupun pajangan keramik seperti kakak-kakaknya.

“Jangan lupa bawakan aku bibit tanaman yang belum aku punya, ya, Ayahanda,” pesannya pada Raja ketika Raja pergi.

“Pasti, Nak. Ayah sudah hafal kesukaanmu,” jawab Raja sambil tersenyum.

Ketiga kakaknya sering menertawakan Putri Mayang karena permintaannya itu.

“Mayang, buat apa sih minta bibit tanaman? Memangnya kamu mau jadi petani?” kata Putri Asih, kakak sulungnya yang suka sekali berdandan.

“Iya benar. Tanaman tidak membuat kita makin cantik, juga tidak bisa dikoleksi,” sahut Putri Wulan, kakak keduanya. Putri Wulan, suka menjahit kain menjadi pakaian yang menawan. Sedangkan, Putri Laras, kakaknya yang lain, suka mengoleksi keramik dan guci sebagai hiasan di istana mereka.

“Lebih baik, kamu minta benda yang lebih bermanfaat pada Ayah. Misalnya, mahkota baru untuk penghias rambut indahmu,” bujuk Putri Laras.

Putri Mayang menggeleng, “Suatu saat, tanaman-tanaman itu pasti berguna, Kak,” ucapnya yakin.

Putri Mayang tak sekadar meminta. Setiap kali Raja pulang membawakan berbagai bibit tanaman, dia merawatnya dengan kesungguhan hati. Tanaman-tanaman itu pun tumbuh subur di halaman istana. Istana yang berada di kaki Gunung Ungaran di Pulau Jawa itu pun semakin rimbun dan asri. Jenis tanaman yang dirawat Putri Mayang bermacam-macam. Ada tanaman berbunga, tanaman buah, sampai tanaman obat.

Suatu hari, Putri Wulan sakit gigi. Dia menangis sepanjang hari karena kesakitan. Kebetulan tabib istana sedang tidak berada di istana.

“Huhuhu… kapan gigi ini sembuh? Aku tak tahan lagi,” keluh Putri Wulan.

“Kakak, sambil menunggu tabib, lebih baik kita obati sendiri,” saran Putri Mayang.

“Memangnya kamu tahu obatnya?” ujar Putri Wulan.

“Tunggu sebentar.” Putri Mayang berlari ke halaman istana, memetik beberapa buah cengkeh dari pohonnya. Lalu dia menggerusnya menjadi bubuk yang halus.

“Ini, Kak,” ujar Putri Mayang. “Tempelkan ke gigi yang sakit. Cengkeh bisa mengurangi nyeri sakit gigi.”

Walau ragu, Putri Wulan mencobanya. Beberapa jam berlalu, gigi Putri Wulan berangsur membaik. Nyerinya mulai hilang.

“Terima kasih, Dik, gigiku sudah tidak sakit lagi,” kata Putri Wulan. “Dari mana kamu dapat obat itu?”

“Dari kebun kita, Kak. Tanaman-tanaman yang dibawa Ayah sangat berguna.”

Sekarang, kakak-kakak Putri Mayang tahu bahwa hobi adiknya merawat tanaman bermanfaat untuk mereka semua. *

Tanam-tanaman mempunyai banyak manfaat bagi manusia, salah satunya sebagai obat atau apotek hidup. Mari kita giatkan memelihara tanaman sebagai bagian dari upaya mencintai lingkungan hidup kita.