Suatu hari, saat jam istirahat di sebuah sekolah di Jakarta. “Jangan buang sampah sembarangan, Nita!” seru Luna saat melihat Nita, sahabatnya, membuang bungkus snack di taman depan sekolah.
“Kenapa?” sahut Nita cuek.
“Kata ayah dan ibuku, jika setiap orang buang sampah sembarangan, itu bisa mencemari lingkungan,” terang Luna.
Luna kemudian berjongkok memungut bungkus snack yang barusan dibuang Nita. Sampah itu lantas ia masukkan ke dalam tas kresek yang baru saja ia ambil dari saku roknya.
“Eh, buat apa bungkus snack itu, Luna?” tanya Nita heran.
“Kalau mau tahu, nanti sepulang sekolah kamu ikut aku, oke?” ujar Luna seraya mengajak Nita masuk kelas karena bel sekolah telah berbunyi.
***
“Wah! Bagus-bagus sekali tas dan dompetnya!” seru Nita takjub saat melihat tas dan dompet beraneka warna yang terbuat dari anyaman plastik bekas bungkus permen, snack, deterjen, dan benda lainnya.
“Makanya, Dik. Kalau di rumah punya sampah plastik dan kertas, bawa saja ke sini. Jangan dibuang sembarang, ya,” kata Bu Yeti, pemilik rumah tempat penampungan sampah.
“Iya, Bu,” ujar Nita.
Barusan, setelah pulang sekolah, Nita memang diajak Luna mampir ke rumah Bu Yeti yang tak begitu jauh dari sekolah. Di rumah bertajuk “Bank Sampah” tersebut, Bu Yeti mengajak para tetangganya agar tidak membuang sampah sembarang dan meminta mereka menyetorkan sampah-sampah kering kepadanya. Ternyata, sampah-sampah itu dimanfaatkan Bu Yeti untuk membuat bermacam suvenir yang sangat menarik dan bernilai seni. Tas, dompet, tempat bolpoin, dan lain-lain.
“Oh, jadi tadi pagi kamu ngumpulin bungkus snack di sekolah untuk disetorkan ke sini, Luna?” tanya Nita pada Luna.
Luna hanya mengangguk dan tersenyum.
“Oh iya. Kalian mau tidak, Ibu ajari untuk membuat tas, dompet, maupun pernak-pernik kerajinan tangan lainnya dari bahan sampah plastik?” ujar Bu Yeti.
Luna dan Nita saling berpandangan sejenak, lalu menjawab serempak dengan senang. “Mau..., mau, Bu!”
“Kalau mau, ya sudah besok sepulang sekolah, kalian bisa datang lagi ke sini. Tetapi, minta izin dahulu ya pada orangtua kalian. Jangan lupa juga bawa sampah-sampah plastik buat bahan utama kerajinan tangan yang akan kalian buat,” lanjut Bu Yeti.
Luna dan Nita pun saling tersenyum. Mereka berdua gembira karena bakal mempunyai kegiatan baru yang menyenangkan, yaitu mendaur ulang sampah menjadi benda-benda yang menarik dan bisa bermanfaat. Mereka juga bisa turut berpartisipasi menyelamatkan lingkungan.
Mari kita menjaga lingkungan hidup, antara lain dengan tidak membuang sampah sembarang dan mencoba untuk memanfaatkan sampah atau limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat.