Ardi adalah siswa kelas dua di sebuah sekolah dasar di Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur. Ardi di kalangan teman-temannya terkenal dengan kuku-kukunya yang panjang.
Ardi sama sekali tidak mau jika kuku-kukunya itu dipotong ataupun dibersihkan oleh ibunya. Padahal, Ardi senang bermain pasir atau tanah lumpur bersama teman-teman.
“Eh Ardi, kuku kamu, kok panjang, sih? Jorok.....” kata Deni yang biasa bermain dengan Ardi.
“Kuku panjang itu keren, Den. Pokoknya, aku mau terus panjangin semua kuku aku,” jawab Deni.
“Iiih....nanti ada cacing yang masuk ke dalam kuku kamu, lho. Terus, cacing itu ikut masuk ke dalam perut kamu. Serem....”
“Cacing kan agak besar, mana muat masuk kuku aku? Kamu aneh, ada-ada saja.”
Tiba-tiba suara ibu terdengar dari dalam rumah. “Ardi, waktunya makan siang, Nak.”
“Iya Bu.... Eh, aku pulang dulu ya, Den,” kata Ardi meninggalkan Deni yang masih bermain pasir.
Ardi berlari kecil masuk ke dalam rumah. Dia mencuci tangan yang penuh dengan pasir, lalu duduk bersama ibunya untuk makan siang. Karena saat itu lauknya ayam goreng, Ardi lebih suka makan dengan menggunakan tangannya langsung daripada sendok.
Sore harinya, Ardi merasa perutnya sangat sakit. Hal ini memaksanya untuk bolak-balik ke toilet. Perut melilit, mual, muntah, hingga membuat badan Ardi lemas. Ibu langsung membawa Ardi untuk diperiksa dokter.
“Ini kenapa, Bu?” tanya ibu dokter.
“Ini, Dok. Perut Ardi sakit, muntah, dan BAB terus-menerus. Sampai lemas seperti ini,” terang ibu.
“Oh, iya... sini-sini saya periksa dulu, Ardi. Kamu habis makan apa, Nak? Coba buka mulutnya,” kata ibu dokter sambil memeriksa Ardi.
“Ayam goreng, Dok.”
“Loh, itu kukunya, kok panjang-panjang. Kotor sekali. Nanti sampai rumah minta ibu untuk dipotong kukunya, ya? Kalau kukunya tidak dipotong, saat kamu main pasir, lumpur, nanti ada telur cacing yang masuk ke kuku Ardi. Lalu, waktu Ardi makan tidak cuci tangan pakai sabun, telur cacing itu masuk ke perut Ardi. Itu yang membuat perut Ardi sakit,” terang ibu dokter.
“Nah, denger kan apa kata Ibu Dokter? Ardi sulit sekali, Dok, kalau saya kasih tahu. Saya paksa potong kukunya juga tidak mau.”
“Iya, Dok... Ibu, nanti kuku aku dipotongin, ya?” ujar Ardi.
“Nah... begitu, dong. Ardi harus menurut apa kata Ibu ya, Nak,” kata bu dokter, sambil memberikan obat untuk Ardi.
Setiba di rumah, Ardi langsung meminta ibu untuk memotong kukunya. Sejak kejadian itu, setiap Ardi merasa kukunya mulai panjang, dia langsung minta ibunya untuk memotong. Ardi sudah kapok memelihara kuku panjang lagi.
Disiplin menjaga kebersihan seluruh tubuh sangat penting agar tubuh kita tetap sehat.