Suatu sore, di sebuah rumah yang terletak di daerah Rangkas Bitung, Banten, Aldo, seorang anak laki-laki berumur sepuluh tahun, bercakap-cakap dengan Asep, kakaknya.
“Do, bantu Kakak membuat kotak, yuk,” ajak Asep. Tangannya memegang sebatang kayu dan peralatan lain.
“Untuk apa, Kak?” tanya Aldo heran.
“Kakak ingin membuat kotak untuk tempat buku-buku bacaan. Rencananya, hari Minggu nanti, Kakak akan mengajak anak-anak yang suka naik delman untuk membaca buku. Khusus hari Minggu, mereka boleh naik delman kita secara gratis asal mau membaca buku yang sudah kita bawa,” jelas Asep, “Kakak ingin mereka juga senang membaca seperti kamu.”
“Wah, menarik sekali. Hari Minggu nanti, aku ikut Kakak, ya,” kata Aldo semangat. Lalu, ia mulai membantu kakaknya membuat kotak dari kayu.
Aldo memang gemar membaca buku. Uang yang didapatnya dari menarik delman selalu ditabung untuk membeli buku. Bersama kakaknya, setiap sore ia pergi ke alun-alun mencari penumpang yang ingin naik delman dan berkeliling alun-alun. Aldo dan Asep adalah anak dari Pak Biem, juragan delman yang memiliki banyak delman yang disewakan. Meskipun orangtuanya berkecukupan, Aldo dan Asep ingin belajar mencari nafkah dengan menarik delman.
Hari Minggu pun tiba. Asep telah memasang kendali pada kudanya. Sementara Aldo, membawa kotak kayu yang penuh dengan buku-buku. Dengan semangat, mereka memacu delman menuju alun-alun.
Sore itu, alun-alun telah ramai dipadati orang-orang yang ingin berekreasi. Baru saja Aldo dan Asep sampai di alun-alun, seorang ibu yang menggandeng anak kecil terlihat mendekati Aldo dan kakaknya.
“Kang, mau naik delman,” ucap ibu itu.
“Silakan, Bu. Hari ini ibu dan anak ibu boleh naik delman secara gratis. Tapi, anak ibu harus membaca buku yang sudah kami bawa,” kata Asep.
Ibu itu pun mengangguk setuju. Lalu dengan cekatan, Aldo mengeluarkan kotak kayu dari delman dan meletakkannya di dekat anak kecil dan ibunya.
“Adik mau baca buku yang mana?” tanya Aldo kemudian.
“Aku mau yang ini,” anak itu menarik sebuah buku cerita bergambar. Lalu ia naik ke atas delman dan mulai membaca buku.
“Ayo, siapa lagi yang mau membaca buku dan naik delman gratis!” Aldo berseru untuk menarik perhatian calon penumpang.
Sebentar saja, Aldo dan kotak kayunya dikerumuni anak-anak. Mereka sibuk memilih buku yang ingin dibaca sambil menunggu giliran naik delman. Hati Aldo gembira melihat anak-anak senang membaca buku yang dibawanya.
“Ternyata, berbagi buku bacaan itu menyenangkan, ya Kak,” komentar Aldo saat perjalanan pulang ke rumah.
“Ya, semoga saja mereka memperoleh manfaat dari buku yang mereka baca,” tanggap Asep, tersenyum.
Mari kita gemar membaca karena sangat bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan kita. Tularkan kebiasaan membaca pada orang-orang di sekitar kita!