AUDIO

Pohon Jelemu, Lebah, dan Beruang Madu

Penulis: Fransisca Emilia


Di tengah Hutan Lembonah Kutai Barat Kalimantan Timur, hiduplah sebatang Pohon Jelemu. Batangnya sangat besar dan menjulang tinggi. Ranting-rantingnya menjadi tempat tinggal para lebah. Ratusan sarang keemasan penuh madu bergelantungan di sana.

Pohon Jelemu sedang menikmati hangatnya sinar matahari ketika Beruang Madu muncul.

“Lezatnya!” gumam Beruang Madu. Matanya berbinar menatap madu yang berkilau. Lidahnya menjulur meneteskan liur.

Para lebah waspada, terbang mendekati Beruang Madu. “Jangan mendekat!” teriak lebah paling besar.

Beruang Madu berhenti melangkah. “Beri aku sedikit madu. Sudah lama aku tidak merasakan makanan kesukaanku. Sekarang aku lapar sekali,” pintanya.

“Enak saja! Kami yang mengumpulkan nektar dan membuat madu. Kamu tiba-tiba datang meminta begitu saja,” tolak lebah berkaki jingga.

“Tolonglah! Aku cicipi sedikit saja,” kata Beruang Madu mengiba.

“Pergi atau kami akan menyengatmu!” kata para lebah berdengung.

Beruang Madu meringis. “Sengat kalian tidak mungkin menembus rambut tubuhku yang tebal. Tapi baiklah, aku akan mencari makanan di tempat lain,” jawab Beruang Madu.

Sementara para lebah bersorak-sorai, Pohon Jelemu diam membisu. Ia merasa kasihan pada Beruang Madu yang terlihat kelaparan.

Tiba-tiba, sekelompok lebah berteriak ketakutan. “Manusia pencari madu datang!”

Mendengar itu, para lebah langsung panik. Rombongan manusia yang datang ini sangat serakah. Beberapa waktu lalu, mereka juga pernah datang dan mengambil semua madu beserta sarangnya. Tak tersisa sedikit pun.

“Panggil si Beruang Madu!” kata Pohon Jelemu tenang.

Para lebah saling berpandangan.

“Cepatlah! Dia bisa menyelamatkan kita.”

Para lebah bergegas pergi.

Manusia semakin mendekat. Mereka membawa peralatan untuk memanjat dan memanen madu. Beberapa orang mulai membuat asap untuk mengusir lebah.

“Roaaarr… roaaarrr….,” tiba-tiba terdengar suara menyeramkan. Raungan Beruang Madu.

Para pencari madu sangat kaget dan ketakutan. Lalu, mereka segera mengambil langkah seribu, meninggalkan Hutan Lembonah.

Lebah-lebah menari gembira. “Terima kasih, Beruang Madu. Karenamu, madu kami aman. Sebagai ungkapan terima kasih, kami akan memberimu semangkuk madu,” kata lebah paling besar.

“Maafkan kami sudah mengusirmu.” Lebah berkaki jingga tertunduk malu.

Sejak saat itu, Beruang Madu selalu melindungi Pohon Jelemu dan para lebah. Para lebah pun dengan senang hati berbagi madu miliknya.

Tolong-menolong dalam kebaikan adalah perbuatan mulia. Mari kita selalu berbuat baik kepada sesama.