Di sebuah rumah di Gresik, Jawa Timur, seorang bocah perempuan kelas empat SD bernama Raya hari ini merasa senang sekali. Raya baru saja memiliki kamar sendiri. Temboknya berwarna ungu dan merah muda.
“Mulai saat ini, kebersihan kamar menjadi tanggung jawab Raya,” kata mamanya.
Raya mengangguk. Hatinya girang melihat kamar yang indah dan rapi. Bantal guling tertata apik di atas kasur berseprei batik.
Setiap bangun tidur, Raya bersemangat membersihkan kamarnya. Mama senang melihat Raya yang berubah rajin sejak mempunyai kamar baru.
Tapi ternyata, hal itu hanya berlangsung seminggu.
Sudah tiga hari ini, Raya bangun kesiangan. Akhirnya, ia selalu buru-buru berangkat sekolah dan lupa dengan tanggung jawabnya. Mamanya geleng-geleng saat melihat kamar Raya. Bantal guling berantakan. Bekas rautan pensil mengotori meja belajar. Di lantai, kulit kacang bertebaran. Mama segera membersihkan kamar tersebut.
“Raya, belakangan ini kamarmu kotor sekali,” tegur Mama saat makan malam.
“Maaf, Ma. Tadi Raya buru-buru berangkat, takut telat.”
Selesai makan malam, Raya asyik membaca komik. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. “Oh iya, aku tadi kan beli stik keju.”
Sesaat kemudian Raya makan stik keju sambil membaca di atas kasur. Jam sembilan, Mama menyuruh Raya agar segera tidur.
“Tanggung, ah. Lagipula, besok Minggu,” gumamnya sambil meneruskan aktivitas membaca saat Mama keluar kamar.
Tak terasa, jam berdentang sepuluh kali. Raya menguap. Remah-remah stik keju berhamburan dari tubuhnya. Plastik pembungkus terjatuh ke lantai. Sebentar kemudian, ia sudah terlelap.
Esoknya setelah salat Subuh, Raya tidur lagi karena masih mengantuk. Tiba-tiba, ia terbangun dan menjerit kesakitan. Betis Raya terasa gatal dan panas.
“Duh, apaan, sih!” gerutunya. Kali ini pipinya yang gatal. Raya bangun. Matanya terbeliak. Pasukan semut merah berpesta mengerubuti remahan stik keju di atas kasur!
“Mamaaa!” teriaknya.
Mama terkejut melihatnya. Dengan sigap, mama mengoleskan minyak tawon ke tubuh Raya yang bentol-bentol. Raya menghela napas. Ia menyadari kesalahannya. Setelah itu, tanpa banyak bicara, ia segera membersihkan kamarnya.
“Gimana, enak kan, kalau tidur ditemani semut?” goda mama.
Raya tersipu. “Iihh... Mama ngeledek, nih.”
Mamanya tersenyum.
Akibat kejadian itu, Raya lalu berjanji dalam hati, ia akan selalu membersihkan kamarnya. Ia menyadari sudah diberi tanggung jawab oleh orangtuanya untuk merawat kamar barunya. Berlatih memenuhi tanggung jawab sejak usia dini adalah sikap yang baik dan terpuji dan bisa menjadi bekal berharga saat dewasa nanti.